Minggu, 28 Februari 2016

Badai Es di Puncak Kenteng Songo Gunung Merbabu


You'll Never Walk Alone
Sugeng enjing Kangmas Mbakyu sedoyo, apa kabar ...

Jumpa lagi dengan Grup legendaris GARUKPALA yang super gokil, trip GARUKPALA kali ini terdiri dari Bang Bara pria kelahiran Solo yang terkenal dengan suara emasnya, Bang Ari pemuda sleman yang penuh talenta, Bang Dani anak jakarta sekaligus Arjunanya Garukpala dan yang terakhir saya Ryan bocah jogja yang selalu patuh pada undang-undang yang berlaku. Dan tujuan kita kali ini adalah Gunung Merbabu via Wekas, trip kali ini adalah inisiatif dari Bang Bara yang ingin memperkenalkan keindahan puncak Gunung Merbabu kepada kami para pendaki pemula.

Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.

Dengan cuaca yang masih kurang bersahabat kami sepakat ketemu di Basecamp Wekas jam 09:00 dan memulai pendakian jam 10:00, sekedar informasi alamat ke Basecamp Wekas adalah Dusun Kedakan, Desa Kenalan, Kec. Pakis, Kabupaten Magelang. dengan koordinat 7°26’08.2″S 110°23’15.0″E . nah dari lokasi tersebut tinggal ikuti saja petunjuk arah yang sudah tersedia.
Karena rumah saya dan Bang Ari searah jadi kami berangkatnya bareng sedangkan Bang Bara bareng sama Bang Dani yang sehari sebelumnya sudah menginap di rumahnya.
Gerbang Basecamp Wekas
Pos TPR
Jam 08:00 saya dan Bang Ari sudah sampai Basecamp Wekas, setelah membayar tiket pendakian sebesar Rp 5.000 sambil menunggu Bang Bara dan Bang Dani kami memesan sarapan dan segelas susu jahe.
Jam 13:00 Bang Bara dan bang Dani belum juga datang padahal area basecamp sudah diguyur hujan yang sangat lebat, karena enggak ada signal kami kesulitan untuk menghubungi mereka, kami khawatir terjadi sesuatu dengan mereka atau tiba-tiba mereka SMS "Bro, aku sudah sampai puncak kenteng songo. buruan naik.". kalau gitu kan berabe ...

Jam 14:00 akhirnya Bang Bara dan Bang Dani sampai juga di Basecamp, ternyata mereka tadi salah jalan..  "Oalah bang gak apa-apa salah jalan yang penting tidak salah urat, kalau salah urat gagal deh rencana muncak." candaku ke Bang Bara.
Setelah menunaikan ibadah sholat ashar, dengan formasi Bang Bara paling depan di susul Bang Ari dan Bang Dani serta saya yang paling belakang, kami memulai pendakian dengan di iringi hujan yang sangat deras.
GARUKPALA ...Yeahhh !!!
Peta pendakian

Bara Captain Fantastic
Ari Mr. Incredible
Dani Prince of Garukpala
Ryan The Iceman
Karena hujan tidak kunjung reda, perjalanan kami dari basecamp ke pos 2 atau camping area hampir tanpa istirahat dan sebelum maghrib kami sudah sampai di tempat tersebut. Tanpa berlama-lama kami mendirikan tenda kemudian kami menunaikan ibadah sholat maghrib dan memasak untuk makan malam. Setelah makan malam sambil mendengarkan musik dan temani kopi hangat kami mengobrol tentang pacar, tentang mantan, mantan yang belum sempat jadi pacar bahkan kami membicarakan tentang Politik, seperti siapa yang layak memimpin indonesia di tahun 2097 mendatang dan siapa dalang dibalik menjomblonya Bang Bara dalam beberapa tahun terakhir.

Malam semakin larut, setelah menunaikan ibadah sholat isya Bang Dani tidur duluan disusul Bang Ari dan Bang Bara. Jam tangan sudah menunjukan pukul 23:00 waktu setempat tapi mataku belum juga terpejam, terbayang andai saja di gunung seperti ini ada seseorang yang memberi kehangatan seperti bakso atau wedang ronde pasti ceritanya akan berbeda. Dengan ijin Allah tak lama kemudian saya juga tertidur, tapi tepat jam 00:00 sesuatu yang ganjilpun membangunkan saya, saat itu kebetulan saya tidur paling pinggir dekat pintu tenda dengan keadaan yang masih sangat mengantuk saya mendengar suara lelaki paruh baya yang sepertinya sudah menjomblo cukup lama dan suara itu semakin lama semakin keras dan semakin membuat saya merinding, dan saat saya menoleh kesebelah kanan ternyata itu suara Bang Bara yang sedang mengigau, "Oalah ternyata suaramu toh bang ..." kataku dalam hati, akhirnya saya melanjutkan tidur malam saya.

Jam 03:30 alarm dari hp bang bara memecah kesunyian di pagi yang dingin itu, "dasar alarm gak tau diri, bukan siapa-siapa gua, berani-beraninya loe jam segini sudah bangunin !!!"  bentak Bang Bara. "ini apa-apaan sih bang pagi buta sudah ribut, aku masih ngantuk nih. ayo tidur lagi aja..." sahutku. akhirnya kami tidur lagi.

Akhirnya jam 05:00 kami benar-benar bangun, setelah menunaikan ibadah sholat subuh kami membuat sarapan,  dan sarapan kali ini kami membuatnya sangat spesial karena kami memakai resep ala chef internasional seperti Chef Bara, Chef Dani Chef Ari dan Chef ryan. Karena nama mereka sudah sangat populer di dunia kuliner, terbayang kan betapa dasyat resep dari chef-chef tersebut.
Pagi itu kami benar-benar sibuk, ada yang manasi sepatu pakai kompor, ada yang berlari-lari kecil di sekitar tenda, ada yang meratapi nasib sudah lama menjomblo dan ada yang sedang serius menyaksikan orang manasi sepatu pakai kompor, orang yang berlari-lari kecil di sekitar tenda dan orang yang meratapi nasib sudah lama menjomblo.
Buat para wanita,
sini abang punya kompor cinta yang siap menghangatkan hatimu ...
cukup ketik Reg (spasi) GARUKPALA dan lapor ke Kepala RT setempat
Dengan di awali do'a, jam 07:00 kami memulai perjalanan ke puncak Merbabu, berbeda dengan gunung jawa tengah lainya jalur ke puncak merbabu via wekas ini lumayan bersahabat, jadi kami bisa menikmati perjalanan dengan sesantai mungkin.
4 Pemuda lugu yang jauh dari rumah
Para pria sehat
Puncak nan jauh di sana ...
Di atas kawah
Masih diatas kawah
Tugu simpang
Perjalanan dari Pos 2 menuju puncak awalnya lancar, di sepanjang  jalur kami di suguhkan pemandangan yang luar biasa, tapi semua berubah saat kami sudah sampai di persimpangan antara Puncak Syarif dan Puncak Kenteng Songo. Cuaca yang tadinya cerah dalam sekejap berubah menjadi berkabut yang tak lama kemudian menjadi hujan di sertai es sebesar biji kapuk, biji jagung bahkan ada yang sebesar kelereng semua itu di iringi angin dan gemuruh petir yang sangat keras, dengan keadaan seperti itu kami di puncak kenteng songo tidak lebih dari 30 detik dan tidak sempat membuat dokumentasi. Setelah bersujud syukur karena sudah sampai puncak, kami meminta perlindungan kepada Allah agar di beri keselamatan dari keadaan itu, kemudian kami turun.
Perjalanan turun dari puncak Kenteng Songo adalah perjalanan terberat saya dan kawan-kawan selama menjadi seorang pendaki, bahkan kata Bang Dani dan Bang Bara kejadian ini lebih berat dari pendakian di Gunung Semeru. Saat yang paling menegangkan adalah saat turun melewati Jembatan Setan, persendian kami sudah sangat kaku bahkan untuk pegangan pada sebuah batu saja sudah sangat sulit. Di saat-saat kritis tersebut pikiran-pikiran yang tidak wajarpun menghinggapi di otak kami, Bang Bara berfikir pasti di antara kami akan menjadi "korban" dalam kejadian tersebut, Bang Ari berfikir dia "tidak akan bisa" melewati, keadaan itu, Bang Dani dia berfikir lebih baik jatuh ke jurang daripada "terjadi apa-apa" dengan dirinya dan menjadi beban untuk yang lain dan saya sendiri berfikir kalau semua ini adalah akibat dosa di masa lalu, dalam hati saya berdo'a "ya Allah kalau memang semua ini karena dosaku yang telah lalu, aku mohon jangan libatkan para sahabat yang aku sayangi". Jujur bro, dulu saya pernah berbuat kesalahan karena berpacaran dengan anak Kepala RT di tempatku padahal hukum adat di tempatku berpacaran dengan anak seorang Kepala RT itu hukumnya Pamali atau biasa disebut Ora ilok bagi rakyak jelata seperti saya dan itu tidak boleh dilanggar.
Dengan sambil menahan dingin yang menusuk tulang kami bersama berjalan melewati angin dan badai, dengan keadaan seperti itu saya teringat lagu You'll Never Walk Alone, lagu kebesaran semua kopites di dunia ...

You'll Never Walk Alone
When you walk through a storm
Saat kau berjalan lalui badai

Hold your head up high
Tegakkan kepalamu

And don't be afraid of the dark
Dan jangan takut pada gelap

At the end of a storm is a golden sky
Di akhir badai, ada langit keemasan

And the sweet silver song of a lark
Dan lagu bahtera perak yang indah


Walk on through the wind
Teruslah berjalan lalui angin

Walk on through the rain
Teruslah berjalan lalui hujan

Tho' your dreams be tossed and blown
Meski mimpi-mimpimu terombang-ambing

Walk on, walk on with hope in your heart
Teruslah berjalan dengan asa di hatimu

And you'll never walk alone
Dan kau takkan pernah berjalan seorang diri

You'll never, ever walk alone
Kau takkan pernah berjalan seorang diri


Walk on, walk on with hope in your heart
Teruslah berjalan dengan asa di hatimu

And
You'll never walk alone
Dan kau takkan pernah berjalan seorang diri
You'll never, ever walk alone
Kau takkan pernah berjalan seorang diri


Dengan menyayikan lagi ini di sepanjang jalur pendakian benar-benar membakar semangat yang sempat surut oleh kejamnya angin dan badai, dengan penuh rasa syukur akhirnya jam 12:00 kami sampai di pos 2. Sambil menghangatkan badan kami memasak untuk makan siang, tak lama kemudian sambil makan siang kami membicaran apa yang baru saja terjadi, di dalam keceriaan itu itu saya sadar bahwa mereka bukan sekedar teman dalam pendakian tapi mereka adalah saudara yang sangat saya sayangi.
Setelah menunaikan ibadah sholat dzuhur kami berkemas untuk kembali ke basecamp.
Karena saat itu kondisi kami sudah sangat capek perjalanan dari pos 2 ke Basecamp membutuhkan waktu selama 3 jam.
Setelah cukup beristirahat dan membayar parkir sebanyak Rp 5.000 kami minta ijin kepada Bapak penjaga Basecamp untuk pulang, dan kami juga saling berpamitan. Saya dan Bang Ari kembali ke Jogja, Bang Bara dan Bang Dani kembali ke Solo.
GARUKPALA ... Uhuuuy !!!
Jam 21:30  saya sampai Jogja, tak lama kemudian saya dapat pesan kalau Bang Ari, Banga Bara dan Bang Dani sudah sampai rumah dengan selamat.
Rasa bahagia dan sedih menjadi satu, saya sangat bahagia karena dengan kekompakan tim akhirnya bisa mencapai puncak dan kembali dengan selamat dan melewati perjalanan yang sangat mengesankan, tetapi disisi lain saya juga bersedih karena berpisah dengan para sahabat yang luar biasa. Dengan kesibukan masing-masing, entah kapan kami bisa berkumpul dan melakukan pendakian lagi ...

Terimakasih Tuhan atas indahnya hidup ini.
Terimakasih telah memberi kemudahan dan keselamatan di sepanjang pendakian ini.
Terimakasih telah mempertemukan
aku dengan sahabat-sahabat yang menjadi keluarga bagiku ...
dan terimakasih buat Bang Bara, Bang Ari dan Bang Dani karena di dalam pendakian ini kita bisa saling menjaga satu sama lain, saling mendukung dan saling melindungi. Semoga di trip selanjutnya kita semakin solid dan kompak.
suatu kehormatan dapat kesempatan mendaki bersama orang-orang hebat seperti kalian.
keberhasilan kita sampai puncak memang luar biasa tapi perjuangan kita melewati segala rintangan itu yang tak akan terlupakan.

Dan semoga pengalaman di pendakian Gunung Merbabu ini memberikan kita inspirasi untuk menjadi manusia yang lebih baik. Amin

Cerita ini di angkat dari pendakian kami di Gunung Merbabu via Wekas Selasa 23 Februari 2016, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Untuk video pendakian tim garukpala bisa di lihat di Pendakian Gunung Merbabu via Wekas

Salam lestari.
YNWA

4 komentar: