Selasa, 09 Juni 2015

Rasulan, tradisi yang menjaga kearifan lokal.

Rasulan.
Bagi masyarakat Gunungkidul acara Rasulan pasti sudah tidak asing lagi, tapi untuk Mas bro yang yang masih penasaran apa itu Rasulan, monggo disimak.
Rasulan adalah tradisi atau ritual tahunan yang sudah lama diselenggarakan oleh masyarakat Gunungkidul, yang biasanyanya diadakan setelah masa panen. Hali ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas segala nikmat dan karunianya.
Dalam kepercayaan masyarakat di desa kami biasanyanya sebelum hari H para Sesepuh desa membawa nasi tumpeng dan sesajen ke tempat-tempat sakral, biasanya berupa pohon Resan (seperti pohon asem, bulu, beringin, ipik, randu alas dan sebagainya). jadi inget masa kecil, dulu pas acara seperti ini aku dan teman-teman sering berebut tumpeng persembahan. hahaha

Masyarakat Gunungkidul memaknai Rasulan sebagai hari raya selain Idul Fitri dan Idul adha. Jadi jangan heran kalau mendekati hari Rasulan para perantau dari Gunungkidul beramai-ramai pulang.
Sebenarnya acara ini mirip dengan tradisi Lebaran, dimana seseorang datang ke tempat kerabatnya untuk bersilahturrahmi dan menikmati hidangan spesial yang di sediakan tuan rumah. Kebayangkan kan betapa pentingnya tradisi ini, karena selain menjaga warisan nenek moyang acara ini juga memupuk dan mempererat tali persaudaraan.

Tradisi ini biasanya berlangsung beberapa hari dan diawali dengan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan dusun seperti memperbaiki jalan, membuat atau mengecat pagar pekarangan, dan membersihkan makam. Karena itu, tradisi Rasulan juga biasa juga disebut dengan istilah Merti Deso atau bersih dusun.
Seiring dengan perkembangan jaman tradisi Rasulan semakin marak dengan berbagai rangkaian kegiatan dan pertunjukan seni budaya. Seperti pertandingan sepak bola dan voli, khusus pertandingan voli terkadang dilaksanakan sore hari juga bahkan ada yang malam hari. Dalam kegiatan olah raga ini, pihak penyelenggara Rasulan mengundang warga dari dusun lain untuk mengadakan pertandingan persahabatan.
Untuk pertunjukan seni dan budaya biasanya ada dangdut, campursari, kethoprak, reog, jathilan dan kirap mengelilingi dusun. dalam kegiatan ini  para peserta mengenakan kostum-kostum dan aksesoris tradisional yang menggambarkan kehidupan masyarakat Gunungkidul, seperti kelompok tani mengenakan caping sambil membawa cangkul,kelompok guru mengenakan pakaian guru sambil menenteng buku, siswa-siswi mengenakan seragam sekolah, kelompok seni mengenakan pakaian identitasnya masing-masing dan lain sebagainya. Selain mengenakan beragam aksesoris, para peserta kirap juga membawa Gunungan atau Tumpengan dari berbagai macam hasil panen seperti pisang, jagung, kacamg, kedelai, kelapa dan lain sebagainya. Setelah doa bersema selesai, kegiatan perebutan tumpengan oleh masyarakat dan wisatawan merupakan tontonan yang sangat menarik. Dan di akhiri dengan pertunjukan wayang kulit di malam harinya.


para peserta kirap rasulan dusun mendak

jathilan  di pelataran balai dusun mendak

panggung dangdut di lapangan voli dusun mendak

penyanyine mengingatkan aku pada seseorang. hahaha


joss. dowuuuu

sip.


Andum berkat di balai dusun mendak

mantu apikan nggowo tenggok dobel. hehehe

berbagai lapisan masyarakat mendak mengikuti acara kirap

hasil bumi dusun mendak

para sesepuh mendak ikut meramaikan kirap

para peserta kirap melewati tanjakan cinta
(tanjakan cinta bukan hanya ada di semeru loh bro, di mendak juga ada)

suka cita di dalam kirap

campursari yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat

pertunjukan wayang kulit sebagai penutup acara rasulan
Keistimewaan acara ini selain menjaga kearifan lokal juga memupuk semangat kekeluargaan. Rasulan bagi anak-anak adalah momen untuk memanjakan diri untuk memilih berbagai mainan yang dijual di sepanjang pinggir lapangan, untuk anak muda acara ini juga bisa untuk ajang melepas kangen dengan sidia dan untuk si jomblo bisa juga untuk mencari gebetan (semangat mblo.hahaha), dan untuk para orang tua rasulan bukan sekedar acara tahunan karena dengan adanya acara ini sanak saudara yang jauh bisa berkumpul bersama.


Sekian ulasan saya tentang tradisi Rasulan, semoga bermanfaat.



1 komentar: