Selasa, 13 Oktober 2015

ANEKA PENDAKI GUNUNG

Mendaki gunung sudah mewabah ke seluruh kalangan masyarakat. Olahraga bercampur rekreasi yang dulu dianggap berbahaya sekarang menjadi trend yang menggembirakan dan menyehatkan. Namun kegiatan mendaki gunung ada beberapa tujuan, dan tujuan tersebut membedakan jenis pendakinya.

Secara umum pendaki dibedakan menjadi dua, yaitu pendaki profesional dan pendaki amatir

A. Pendaki Profesional.

Kata profesional berarti memang bekerja atau mencari nafkah dari mendaki. Kata profesional sering diartikan sebagai orang yang sangat ahli. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa arti kata profesional adalah (1) bersangkutan dengan profesi (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Orang yang termasuk pendaki profesional adalah orang yang benar-benar terlatih dan cakap, mempunyai profesi tertentu yang berhubungan dengan mendaki gunung dan point ketiga sudah jelas ada pembayaran.

Contoh pendaki profesional adalah :

1. Porter/guide yang menjual jasanya kepada orang yang akan mendaki. Hampir di gunung-gunung yang menjadi tujuan wisata sudah tersedia porter profesional seperti di Gunung Rinjani Lombok.

2. Tim Rescue Organik (bukan relawan) yang memang profesional dan cakap untuk menolong dan mendapatkan gaji dari negara untuk tugas Rescue.

3. Pendaki riset/peneliti termasuk didalamnya fotografer wildlife, ilmuwan dll yang mendaki untuk kepentingan riset/penelitian ciri-ciri utamanya adalah mendakinya lama, menikmati perjalanan, dan kadang puncak bukan tujuan. Pendaki riset mempunyai kepentingan untuk meneliti obyek di pegunungan.

Biasanya pendaki profesional sudah sangat mengenal gunung yang didaki, dan tidak jarang mereka membawa peralatan seabrek dan tentu saja peralatan kesalamatan lebih baik dari pendaki amatir. Mau tidak mau pendaki profesional harus mencintai kegiatan mendaki gunung karena mendapatkan nafkah dari mendaki gunung.
Pendaki gunung profesional menjadi acuan pendaki lain sehingga saat mendaki gunung harus menggunakan peralatan dan teknik yang benar agar menjadi teladan.

Orang yang memilih gunung sebagai nafkah hidupnya sebelum menjadi profesional sering kali sudah pernah mendaki dan jatuh cinta dengan gunung sehingga ingin lebih mendalami obyek di gunung. Angka kecelakaan pendaki profesional kecil karena tipe pendaki ini mengutamakan dan sangat bertanggung jawab terhadap keselamatan.

B. Pendaki Amatir.

Amatir adalah lawan dari profesional, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV hal 48 entri A, maka arti amatir adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar kesenangan dan bukan untuk mencari nafkah.

Jenis-jenis pendaki amatir adalah sebagai berikut :

1. Pendaki gunung pemula, mendaki gunung karena ikut-ikutan teman, diwajibkan organisasi atau bahkan dipaksa kelompoknya agar tetap eksis. Pendaki pemula akan mendaki gunung dengan peralatan seadanya dan masih sangat tergantung dengan kelompok. Tidak jarang jenis pendaki pemula ini yang sering menjadi kerjaan tim SAR karena pendampingan kolompok yang tidak baik. Untuk menjadi pendaki pemula yang baik alias aman dan kembali dengan selamat maka pendaki pemula sebaiknya pilih kelompok yang sudah profesional, dikenal dengan baik, dan gunakan peralatan keselamatan yang standard. Pendakian pertama akan menentukan apakah berlanjut ke pendakian berikutnya atau kapok dan akhirnya anti dengan kegiatan mendaki gunung.

2. Pendaki Hobi, saat ini hobi mendaki gunung sudah menyebar dengan baik. Aneka tujuan hobi mendaki gunung bermacam-macam, ada yang bertujuan untuk rekreasi, olah raga, memupuk rasa nasionalisme, atau untuk menunjukkan eksistensi organisasi. Pendaki hobi ini ada yang nekad mendaki dengan peralatan seadanya, ada juga yang gila-gilaan melengkapi peralatan mendaki dengan kualitas dan harga yang bikin dompet terkuras. Pendaki hobi sering kali mempunyai klub sesuai dengan arah pendakiannya, ada yang bergabung dengan klub pecinta alam di lembaga pendidikan karena masih sekolah/kuliah, atau bergabung dengan profesi sejenis misal pendaki kantoran. Pendaki hobi akan lebih hati-hati seiring dengan perkembangan usia dan statusnya. Pendaki hobi di usia muda mungkin akan menjadi pendaki nekad, sementara pendaki hobi senior yang sudah bekerja dan mempunyai posisi mapan akan menjadi pendaki VVIP.

Apapun jenis pendaki maka sebaiknya mendaki gunung tetap mengutamakan faktor keselamatan, peduli dengan lingkungan dan budaya sekitar, dan ingat keluarga menanti di rumah.

Mari mendaki gunung dengan cerdas dan waras untuk memupuk rasa cinta pada alam, menyehatkan badan, menyehatkan pikiran, dan sebagai implementasi nyata dari cinta tanah air.

source; pendakigunung.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar