Mendaki gunung sudah mewabah ke seluruh kalangan masyarakat. Olahraga
bercampur rekreasi yang dulu dianggap berbahaya sekarang menjadi trend
yang menggembirakan dan menyehatkan. Namun kegiatan mendaki gunung ada
beberapa tujuan, dan tujuan tersebut membedakan jenis pendakinya.
Secara umum pendaki dibedakan menjadi dua, yaitu pendaki profesional dan pendaki amatir
A. Pendaki Profesional.
Kata profesional berarti memang bekerja atau mencari nafkah dari
mendaki. Kata profesional sering diartikan sebagai orang yang sangat
ahli. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa arti kata
profesional adalah (1) bersangkutan dengan profesi (2) memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya (3) mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya. Orang yang termasuk pendaki profesional
adalah orang yang benar-benar terlatih dan cakap, mempunyai profesi
tertentu yang berhubungan dengan mendaki gunung dan point ketiga sudah
jelas ada pembayaran.
Contoh pendaki profesional adalah :
1. Porter/guide yang menjual jasanya kepada orang yang akan mendaki.
Hampir di gunung-gunung yang menjadi tujuan wisata sudah tersedia porter
profesional seperti di Gunung Rinjani Lombok.
2. Tim Rescue
Organik (bukan relawan) yang memang profesional dan cakap untuk menolong
dan mendapatkan gaji dari negara untuk tugas Rescue.
3.
Pendaki riset/peneliti termasuk didalamnya fotografer wildlife, ilmuwan
dll yang mendaki untuk kepentingan riset/penelitian ciri-ciri utamanya
adalah mendakinya lama, menikmati perjalanan, dan kadang puncak bukan
tujuan. Pendaki riset mempunyai kepentingan untuk meneliti obyek di
pegunungan.
Biasanya pendaki profesional sudah sangat mengenal
gunung yang didaki, dan tidak jarang mereka membawa peralatan seabrek
dan tentu saja peralatan kesalamatan lebih baik dari pendaki amatir. Mau
tidak mau pendaki profesional harus mencintai kegiatan mendaki gunung
karena mendapatkan nafkah dari mendaki gunung.
Pendaki gunung
profesional menjadi acuan pendaki lain sehingga saat mendaki gunung
harus menggunakan peralatan dan teknik yang benar agar menjadi teladan.
Orang yang memilih gunung sebagai nafkah hidupnya sebelum menjadi
profesional sering kali sudah pernah mendaki dan jatuh cinta dengan
gunung sehingga ingin lebih mendalami obyek di gunung. Angka kecelakaan
pendaki profesional kecil karena tipe pendaki ini mengutamakan dan
sangat bertanggung jawab terhadap keselamatan.
B. Pendaki Amatir.
Amatir adalah lawan dari profesional, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV hal 48 entri A, maka arti amatir adalah
kegiatan yang dilakukan atas dasar kesenangan dan bukan untuk mencari
nafkah.
Jenis-jenis pendaki amatir adalah sebagai berikut :
1. Pendaki gunung pemula, mendaki gunung karena ikut-ikutan teman,
diwajibkan organisasi atau bahkan dipaksa kelompoknya agar tetap eksis.
Pendaki pemula akan mendaki gunung dengan peralatan seadanya dan masih
sangat tergantung dengan kelompok. Tidak jarang jenis pendaki pemula ini
yang sering menjadi kerjaan tim SAR karena pendampingan kolompok yang
tidak baik. Untuk menjadi pendaki pemula yang baik alias aman dan
kembali dengan selamat maka pendaki pemula sebaiknya pilih kelompok yang
sudah profesional, dikenal dengan baik, dan gunakan peralatan
keselamatan yang standard. Pendakian pertama akan menentukan apakah
berlanjut ke pendakian berikutnya atau kapok dan akhirnya anti dengan
kegiatan mendaki gunung.
2. Pendaki Hobi, saat ini hobi mendaki
gunung sudah menyebar dengan baik. Aneka tujuan hobi mendaki gunung
bermacam-macam, ada yang bertujuan untuk rekreasi, olah raga, memupuk
rasa nasionalisme, atau untuk menunjukkan eksistensi organisasi. Pendaki
hobi ini ada yang nekad mendaki dengan peralatan seadanya, ada juga
yang gila-gilaan melengkapi peralatan mendaki dengan kualitas dan harga
yang bikin dompet terkuras. Pendaki hobi sering kali mempunyai klub
sesuai dengan arah pendakiannya, ada yang bergabung dengan klub pecinta
alam di lembaga pendidikan karena masih sekolah/kuliah, atau bergabung
dengan profesi sejenis misal pendaki kantoran. Pendaki hobi akan lebih
hati-hati seiring dengan perkembangan usia dan statusnya. Pendaki hobi
di usia muda mungkin akan menjadi pendaki nekad, sementara pendaki hobi
senior yang sudah bekerja dan mempunyai posisi mapan akan menjadi
pendaki VVIP.
Apapun jenis pendaki maka sebaiknya mendaki
gunung tetap mengutamakan faktor keselamatan, peduli dengan lingkungan
dan budaya sekitar, dan ingat keluarga menanti di rumah.
Mari
mendaki gunung dengan cerdas dan waras untuk memupuk rasa cinta pada
alam, menyehatkan badan, menyehatkan pikiran, dan sebagai implementasi
nyata dari cinta tanah air.
source; pendakigunung.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar