Senin, 12 Oktober 2015

MENDAKI GUNUNG, NIATNYA EKSIS ATAU BELAJAR?


Mendaki gunung merupakan hobi petualangan alam bebas yang saat ini mulai digandrungi anak-anak muda. Berbagai latar belakang menjadi tujuan seorang pemula untuk mau bersusah payah mencapai puncak tertinggi. Mulai dari melepas penat sampai hanya mencari foto-foto untuk di-upload di media social, atau mungkin juga hanya terinspirasi dari film-film petualangan.

Namun, tahukah kamu jika sebenarnya ada nilai-nilai mendalam dari aktivitas petualangan pendakian ini. Ingin tahu apa aja?

1. Ketika mendaki, gunung adalah guru bagimu.

Ada anggapan, jika sampai di puncak tertinggi maka telah menaklukan gunung tersebut, tapi itu salah besar! Kenapa? Sebab, nggak ada satupun manusia yang sanggup menaklukkan alam. Justru dengan berada di alam bebas, kita seakan berada di sebuah sekolahan.

Gunung sebagai guru, artinya dengan melakukan pendakian, kita akan mendapat ilmu pengetahuan tentang segala hal. Salah satunya adalah soal ekosistem, baik jenis satwa maupun pepohonan serta tumbuh-tumbuhan, bahkan karakteristik gunung itu sendiri bisa kamu ketahui.

2. Gunung adalah tempat untuk menempa dirimu.

Mencapai puncak tertinggi tentu adalah keinginanmu ketika melakukan aktivitas pendakian. Tentu saja untuk berada di puncak tidaklah mudah, butuh usaha keras dan kegigihan yang kuat.

Jalur yang berat, suhu yang dingin disertai rasa lelah menjadi tantangan bagi setiap pendaki. Tapi tanpa disadari, situasi berat itulah yang sebenarnya membuat seseorang menjadi lebih kuat. Mampu bertahan dalam berbagai terpaan permasalahan hidup.

3. Gunung adalah tempat untuk lebih mengenal dan memahami teman serta sahabat sejatimu.

Melakukan aktivitas petualangan mendaki gunung bersama teman dan sahabat tentu sangat menyenangkan. Di sisi lain, dengan mendaki gunung bersama, maka kamu dapat secara gamblang melihat apakah dia sahabat atau teman sejatimu. Melalui ini kamu bisa lebih memahami teman atau sahabatmu itu.

Selama perjalanan yang berat mencapai puncak, tentu banyak halangan dan rintangan. Di saat-saat rasa lelah, dingin, haus, bahkan rasa lapar yang menghantui, maka kamu dapat melihat sifat masing-masing individu, apakah rasa egois yang keluar, atau justru sikap toleran yang muncul.

4. Pendakian adalah paradikama dari perjuangan meraih cita-cita hidup.

Berjalan dan melalui berbagai rintangan hingga menuju puncak tertinggi dapat diartikan ketika kita memiliki sebuah mimpi dalam hidup. Kamu harus perjuang keras dan gigih untuk mengejar mimpi atau cita-citamu itu. Walaupun itu nggak gampang, tapi dengan semangat dan niat besarmu, hal itu nggak mustahil untuk kamu raih. Seperti halnya ketika kamu sudah mencapai di puncak tertinggi.

5. Kamu juga harus bisa menghargai dan memahami alam bahwa itu adalah keagungan Tuhan.

Manusia itu sangatlah kecil di mata-NYA. Kita hidup di dunia untuk menjaga alam yang telah menjaga dan menghidupi kita hingga tumbuh seperti sekarang ini. Alam adalah ciptaan Tuhan yang sangat agung. Kita bukanlah apa-apa. Untuk itu kita harus menjaga alam kita, dari gunung, hutan, hewan, dan yang lainnya. Agar kelangsungan alam yang sudah mulai rapuh ini selalu menjadi tempat perlindung bagi kita hingga masa ke masa.

Source; haiineola.com/hal-baru/mendaki-gunung-tak-hanya-untuk-eksis-aja-tapi-ini-lho-yang-sebenarnya-harus-kamu-pahami/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar