Senin, 12 Oktober 2015

MENDAKI GUNUNG ITU TASNYA HARUS BESAR?

Ada yang menggelitik di ingatan, nih. Gara-garanya inget hampir dua dasawarsa yang lalu saat ada seorang yang nyeletuk sambil berlalu mengayuh sepedanya. "Wah, ada astronot jalan di aspal!".


Ceritanya waktu itu saya sedang dalam perjalanan dari rumah untuk menuju jalur yang dilalui bus AKAP yang menuju Purwokerto untuk misi pendakian ke gunung Slamet.

Kenapa jalan kaki? Ya karena saya lebih menikmatinya dari pada harus menumpang kendaraan untuk menempuh perjalanan yang hanya sekitar satu Km ke lokasi penghentian bus. Dengan menggendong tas Alpina 100 Liter memang itu berasa cukup berat, tapi ya harus dibawa.

Gak ada marah atau gusar dengan celetukan tadi, dan saya-pun hanya menanggapinya dengan senyuman dan lambaian tangan kanan. Dan kejadian tadi masih terngiang sampai perjalanan dalam bus, dan juga ketika mulai menapaki setapak menuju puncak Slamet via jalur Bambangan.

Dan lagi-lagi setelah hampir lupa dan udah lupa kapan tuh kejadian pastinya, tapi hari ini terngiang kembali ketika melihat teman-teman pendaki yang menggendong tas-tas berukuran besar. Lalu kenapa tasnya besar-besar? Haruskah memilih tas yang besar? Dan apa memang selalu menggunakan tas yang besar?

Naik gunung adalah suatu aktivitas yang harus memperhatikan segi keselamatan dan juga kenyamanan dalam menjalaninya.

Naik gunung memerlukan managemen dan perencanaan yang matang. Inilah yang terkait dengan jumlah beban dan barang yang harus dibawa oleh seorang pendaki gunung, maupun porter.

Seingat saya waktu itu mendaki Slamet selama 5 hari. Dan itu waktu yang cukup lama untuk beraktivitas didalam hutan. Karena *waktu itu* dengan 5-6 jam saya sudah bisa mencapai puncak, perjalanan malam. Biasanya jadi rombongan/pendaki bontot yang naik kesana setelah ngurus simaksi yang waktu itu nilainya jauh lebih murah dari pada sepiring nasi yang dijual di basecamp smile emotikon

Biasanya ngobrol dengan pendaki atau dengan pak juru kunci (alm. Bpk Muhaeri ) dan ibu di ruang tengah atau di dapur yang lebih hangat karena dekat dengan api. Ah, ngelantur.

Itulah kenapa seorang pendaki bisa membawa tas berukuran besar. Jadi bukan untuk sekedar narsis, tapi ya karena memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pendakian.

Coba kita acak apa yang ada didalam tas para pendaki gunung itu?

1. Peralatan :

- Tenda
- Sleeping Bag
- Jaket Tebal
- Raincoat
- Flysheet
- Sleepingpad / matras
- Tali atau weebing
- Kompor
- Tabung gas atau Spirtus
- Alat komunikasi
- Alat masak (Misting, Teko dll)
- Piring
- Gelas
- Dll.

2. Perlengkapan :

- Penerangan
- Tracking pole / tongkat
- Pisau
- Alat jahit
- Kamera
- Korek api
- Kantong sampah / trash bag
- Tissue basah dan kering
- Dll

3. Obat-obatan :

- Bermacam obat-obatan pribadi
- Perlengkapan P3K
- Dll

4. Makanan dan minuman :
Poin ini sekali lagi tidaklah sama, tetapi disesuaikan dengan selera dan rencana yang disusun oleh para pendaki tentang menu makan dan minum serta ngemilnya. Mungkin bisa seperti ini :

- Beras
- Telor
- Mie Instant
- Kornet
- Buah-buahan
- Gula
- Kopi
- Teh
- Minuman penghangat
- Margarin atau minyak goreng
- Agar-agar
- Air minum
- Air untuk masak
- Dll

Itulah yang mengakibatkan para pendaki membawa tas yang cenderung berukuran besar. Tapi besar kecilnya tas tentunya juga disesuaikan dengan lama perjalanan.

Selain itu ada ukuran standar yang mungkin sebaiknya diketahui oleh para pendaki yang berkenaan dengan beban ideal yang boleh dibawa oleh seorang pendaki yang berkisar antara 30% - 40% dari berat badannya (sepertiga dari berat badan).

Dan ingat juga tentang cara packing yang baik biar kita nyaman dalam menopang beban yang berat selama perjalanan.

Source; yes-outdoor.blogspot.com/2014/10/naik-gunung-tas-harus-gede.html #edited.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar